Aku Marni, seorang pembantu rumah tangga. Aku bekerja di tiga rumah. Hal ini kulakukan karena aku membutuhkan uang. Aku suka bercerita, kata orang-orang aku ini lumayan cerewet juga. Aku ingin membagikan ceritaku tentang ketiga rumah di tempat aku bekerja.
Rumah A: orangnya cerewet. Belum selesai tugas satu, disuruh lagi tugas yang lainnya. Ibu itu entah kenapa sangat takut dengan anak perempuan pertamanya. Anaknya itu sudah berkeluarga dan punya tiga anak. Anak terakhir masih balita. Ya, dia sering dititipkan di neneknya karena ibu dan ayahnya sibuk bekerja. Mungkin lebih tepatnya malas mengurus anak.
Rumah B: orangnya cerewet dan kasar. Ya, rumah ini milik anak perempuan ibu rumah A. Ketiga anaknya seperti orang gila, apalagi yang pertama dan kedua. Mereka tidak segan-segan untuk memukulku. Mereka selalu berkata kasar. Mungkin itu semua karena mereka melihat orang tuanya seperti itu. Ketiga anak ini hamper setiap hari dititipkan di neneknya yang sering sakit-sakitan karena pengaruh umur.
Rumah C: Ibu ini saudara ibu rumah A. Sifatnya baik. Dia sering memberikan aku makanan untuk kubawa pulang buat aku dan anak-anakku. Lupakan soal suamiku, anggap saja dia sudah mati tertabrak mobil tepat di hari dia meninggalkanku. Ibu rumah C ini punya tiga orang anak. Aku tak tahu yang pertama ada dimana, yang kedua tinggal di sini dan si bungsu kuliah di kota lain. Saat ini si bungsu lagi pulang ke sini. Si bungsu setiap hari kerjanya hanya tidur. Tapi rumah ini jauh lebih baik daripada rumah A dan B.
Aku suka bercerita, jadi aku menceritakan hal-hal yang terjadi di rumah A dan B kepada pemilik rumah C dengan keluhan-keluhanku di sana tentunya, seperti halnya yang kuceritakan padamu sebelumnya. Perlakuan yang sama kulakukan ketika masih bekerja di rumah A dan B. Ya, beberapa waktu yang lalu aku berhenti dari dua rumah orang gila itu.
Suatu hari, ibu rumah C tidak ada, hanya ada suaminya. Tak ada istri, suaminya pun jadi. Aku suka bercerita. Jadi kuceritakan saja kepada suaminya hal yang sama seperti yang kuceritakan pada istrinya. Mimiknya berubah dan dengan nada kesal dia berkata,
“Kenapa kau masih mau bekerja di tempat itu kalau kau merasa tidak suka?!”
“Yah… mau bagaimana lagi, pak. Namanya juga cari uang,” jawabku.
“Ya sudah kalau begitu! Tak usah kau berkeluh kesah! Aku tak suka orang seperti itu! Kalau aku, tak suka, maka tak kukerjakan! Kau ini! Jangan menjelek-jelekkan orang! Sudah! Lanjutkan lagi pekerjaanmu.”
Aku suka bercerita, tapi sepertinya aku harus mencari topik yang lebih baik untuk diceritakan kepada orang lain.
Greetings!
I'm Fenny and welcome to my site. What will you find in this site? Well, you tell me. The words represent what's on my world. You like it or not, it doesn't matter at all. Have a nice read!!